Fenomena Kejahatan Baru

Fenomena Kejahatan Baru

Penyemir Merangkap Pencuri

KARIMUN - Ternyata, tindakan kejahatan terorganisir ala sindikat, tidak hanya digeluti orang dewasa. Di Tanjung Balai Karimun, tujuh bocah penyemir sepatu telah melakukan beberapa kali tindakan pencurian spesialis jok sepeda motor.
(sm/nelmi/jeck)

Berita penangkapan ketujuh pelaku, yang masih usia belia itu cukup mengejutkan masyarakat di Provinsi Kepri, terutama warga Karimun. Tanpa disangka-sangka, para penyemir sepatu itu masing-masing berinisial Al, Wd, Iz, Ag, Rm, Rn dan Sa telah lama menggeluti profesi gandanya. Namun, msekipun paratersangka masih di bawah umur, proses hukum tetap dijalankan.

Para tersangka remaja itu sudah diamankan di Mapolres Karimun. Boleh dikatakan, semua tersangka sudah lihai dalam menjalankan aksi kejahatannya. Bahkan setelah ditangkap polisi, dengan polos mereka mengakui telah melakukan rangkaian pencurian di beberapa lokasi. Jenisnya tetap serupa, mengambil barang yang disimpan dalam jok sepeda motor.

Penangkapan ke para tersangka, awalnya terjadi pada Minggu (7/1) lalu, sekitar Pukul 10.30 Wib di areal parkir Kolam Renang Gang Awang Nur Kecamatan Meral. Berkat adanya laporan polisi oleh dua korban bernama Jok Yang dan Sugianto yang merasa kehilangan barang berupa uang tunai dan Hand Phone yang disimpan di dalam Jok sepeda motor mereka.

"Modus operandi pelaku dalam melaksanakan aksinya dengan membuka jok (tempat duduk) kendaraan roda dua yang diparkirkan para korbannya. Dan aksi ini sendiri sudah berlangsung cukup lama dan meresahkan warga serta lebih parahnya aksi pencurian ini dilakukan para pelaku di sedikitnya di sembilan lokasi yang berbeda di Karimun, " hal ini disampaikan Kapolres Karimun AKBP Drs Leonidas Braksan MM melalui Kapolsek Meral AKP Ali Sadikin, belum lama ini.

Menurut Ali, Terbongkarnya kasus ini berkat adanya laporan korban Jok Yang dan Sugianto yang merasa barang bawaan mereka yang tersimpan didalam jok honda dicuri maling, dan rupanya dalam aksi berikutnya diketahui bahwa yang mencuri barang-barang korban ternyata dua orang penyemir sepatu. Itu diketahui berkat tertangkap tangannya dua orang tersangka Iz da Ag saat hendak mencuri di motor korban lainnya.

Usai tertangkapnya dua orang tersangka ini, menurut keterangan Ali, para pelaku pun diamankan di Mapolsek Meral. Dan dari keterangan tersangka saat diperiksa untuk dimintai keterangannya, teryata mereka bukan berdua saja malahan ada sedikitnya lima orang teman mereka lainnya juga turut terlibat atas aksi pencurian ini.

"Berdasarkan keterangan dua tersangka ini berikut Polisi pun melakukan pengembangan kasus ini guna menangkap pelaku lainnya dihari yang sama dan rupanya jumlah para tersangka yang berhasil diamankan dari hasil pengembangan Polisi ada lima orang lagi bocah penyemir sepatu yang terlibat dalam aksi serupa dan jumlah total keseluruhannya hampir mencapai tujuh tersangka yang keseluruhannya anak di bawah umur dan tidak bersekolah," terang Ali.

Ditambahkan, dari penuturan para tersangka mereka sering melakukan aksi pencurian ini dengan membongkar jok kendaraan roda dua yang diparkir pemiliknya dan sejumlah uang dan hp berhasil mereka gondol dari kendaraan korban. Menurut para tersangka, mereka juga pernah mendapatkan uang tunai Rp2 juta dari salah satu kendaraan roda dua yang diparkirkan pemiliknya di sekitar Hotel Holiday Karimun.

Selain di tempat tersebut, para tersangka juga pernah melakukan aksi serupa seperti di daerah Parkiran Diskotek Bravo, Hotel Maximallian, Wisma Rama Sinta, Taopekong Meral dan lain-lain dan hasil dari aksi pencurian ini berupa uang dan handphone dipergunakan para tersangka untuk bermain play station. Berdasarkan keterangan dari salah seorang tersangka, modus yang dilakukan para tersangka dipelajarinya saat mereka membantu membuka salah satu jok kendaraan yang kuncinya tersimpan di dalam jok.

"Dari sinilah awal ide pencurian yang dilakukan para tersangka dan diaplikasikan di lapangan guna melakukan sejumlah tindak kejahatan serta para pelaku sendiri dalam aksinya sering mengincar sepeda motor merek Shogun dan Yamaha Mio karena jok kendaraan tersebut sangat lunak untuk bisa dibuka paksa dalam memuluskan tindak kejahatan yang ada," beber Ali.

Ali menghimbau ke masyarakat yang ada bila hendak memarkirkan kendaraannya agar lebih berhati-hati dan jangan meninggalkan barang bawaan berharga di dalam jok motor karena tidak tertutup kemungkinan kejahatan yang terjadi dikarenakan adanya faktor kesempatan, tandasnya mengkahiri. (sm/jeck).

Mengotori Pekerjaan Mulia
KARIMUN - Tertangkapnya tujuh bocah penyemir sepatu itu telah mencoreng profesi tukang semir. Selama ini, tidak sedikit anak yang bekerja sebagai tukang semir sepatu, namun mampu membantu ekonomi keluarganya. Dengan kata lain, pekerjaan itu termasuk mulia asal dijalankan dengan benar.
Tidak pelak, berita penangkapan 7 tukang semir di Karimun, menjadi kabar yang mengagetkan warga bukan saja di daerah Karimun tetapi juga pada masyarakat Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya.
Hal ini tidak lain tidak bukan karena selama ini jarang sekali kita mendengar kejadian pencurian oleh anak yang berprofesi tukang semir sepatu apalagi kejahatan ini tergolong modus operandi yang baru yakni dengan cara membuka jok kendaraan bermotor yang diparkirkan pemiliknya.

Sama halnya kejadian dari aksi para bocah ini menjadi pembicaraan yang hangat bagi warga Kota Batam seperti yang terjadi di salah Pusat Makanan dan Minuman Sinar Bulan Nagoya baru-baru ini. Sebut saja Jaja salah seorang warga Kota Batam yang ditemani oleh tiga orang rekannya saat duduk santai di tempat tersebut sangat menyayangkan akan peristiwa ini.

Pada saat bersantai itulah Jaja memanggil salah seorang penyemir sepatu yang tengah melintasi pusat makanan itu dan menunjukkan tentang pemberitaan di Sijori Mandiri tentang tertangkapnya tujuh orang bocah yang berprofesi sebagai penyemir sepatu.

"Lihat ini, tukang semir sepatu jadi rampok, apa kamu juga seperti itu dan seketika bocah tukang semir sepatu itupun terkesima menyaksikan penuturan yang keluar dari mulut Jaja yang disambut dengan terdiam dan merasa herannya teman-teman jaja yang menyaksikan peristiwa itu.
Usai menyebutkan hal itu kemudian Jaja pun menjelaskan ke penyemir tadi. "Maksud saya, kamu jangan mau seperti mereka dan kalau ingin mencari makan harus baik-baik saja, ayo semir sepatu abang dek." ujar Jaja melanjutkan.

Kejadian serupa bukan saja menjadi perbicangan masyarakat Batam, sejumlah masyarakat Karimun juga sangat menyesalkan aksi yang dilakukan para bocah ini. Sebut saja Iwan yang mengatakan bahwa aksi kejahatan yang dilakukan para bocah penyemir ini tentu saja tidak bisa masuk diakal berdasarkan logika.

"Bagaimana mungkin dengan ide yang didapat hanya dengan menolong membuka jok kendaraan milik seseorang, para bocah ini mampu menerapkan dilapangan guna melakukan aksi tindak kejahatan pencurian dan tidak tanggung-tanggung disembilan lokasi berbeda di Karimun," tuturnya.
Iwaqn melanjutkan tidak tanggung-tanggung para bocah tadi dalam aksinya mampu menggondol sejumlah uang milik korbannya berikut Hand Phone yang kemudian dari hasil kejahatannya para tersangka tadi menggunakannya untuk bermain play station.

Untuk itu tentu saja tindak kejahatan yang dilakukan para bocah penyemir sepatu yang terjadi di karimun bercitra jelek pada penyemir lainnya karena peristiwa ini kemungkinan hanya kebetulan saja dan untuk itu kita bisa memilah-milah atas kejadian ini sebagai bentuk kepedulian kita menyikapi permasalahan ini. (sm/jeck/as).

"Saya Hanya Membantu Memenuhi Nafkah Keluarga"
(Penuturan Aldi salah seorang Penyemir di Karimun)

KARIMUN - Tertangkapnya tujuh orang penyemir sepatu baru-baru ini oleh Polisi dari Jajaran Mapolsek Meral sedikit banyak memberim gambaran kelam pada profesi ini, tapi jangan semua penyemir sepatu itu disamakan dari tingkah laku ketujuh bocah yang terlibat atas aksi pencurian baru-baru ini.
Salah satu bocah penyemir sepatu sebut saja namanya Aldi yang diwawancarai Sijori Mandiri, Kamis (10/1), mengatakan bahwa saya jangan disamakan dengan teman-teman seprofesinya yang belum lama ini ditangkap karena terlibat atas tindakan kriminal.

"Saya menyemir sepatu sehari-hari hanya untuk membantu orang tua saya dalam menambah penghasilan keluarga yang kini hidup pas-pasan saja," tuturnya.

Ditambahkannya, selain berprofesi sebagai penyemir dirinya juga melakukan pekerjaan lain yakni menjual koran eceran demi membantu mencari nafkah keluarga dan mengenai temannya yang baru terlibat kasus krimanal ini Aldi mengaku mengetahuinya dan berjanji tidak mau terlibat atas kasus serupa.

"Yang penting saya mencari uang dengan cara yang halal yakni menyemir sepatu orang-orang yang mau disemir sepatunya dan mencari tambahan dengan menjual eceran koran, dan kasus ini hendaknya sampai disini aja, pak jangan terlalu dibesar-besarkan," ujarnya sambil berlalu pergi. (sm/jeck).

Dinsos Upayakan Pendataan Gepeng dan Anak Jalanan
KARIMUN - Tertangkapnya tujuh orang bocah penyemir sepatu tentu saja mengagetkan semua lapisan masyarakat dan juga unsur pemerintahan, salah satunya yakni pihak Dinas Sosial Kabupaten Karimun yang sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian yang terjadi baru-baru ini.

Sensissian, Kepala Dinas Sosial, baru-baru ini mengatakan tertangkapnya ketujuh orang bocah penyemir sepatu ini tentu saja mengagetkan dan memprihatikan seluruh kalangan termasuk pihaknya. "Mengapa tidak kejadian kriminal dengan modus pencurian ini mungkin baru yang pertama kali terjadi didaerah ini," katanya.

Sementara dalam mengatasi masalah gepeng dan anak jalanan di daerah ini, Sensissian menerangkan untuk saat ini pihaknya mengalami kesulitan, apalagi saat ini Dinas Sosial baru dibentuk di kabupaten ini dan anggaran untuk penangganan masalah ini belum ada.

"Pada Tahun 2007 lalu anggaran untuk penanganan gepeng dan anak jalanan pihaknya tidak memiliki anggaran dan tentu saja sangat menghambat dalam hal pembinaan gepeng dan anak jalanan didaerah ini dan tentu saja untuk tahun ini dana anggaran bisa direalisasikan,"ungkapnya.

Jadi bila anggaran ada, tentu saja pihaknya bisa bekerja semaksimal mungkin dalam hal penanganan gepeng dan anak jalanan yakni dengan melakukan pembinaan dan ketrampilan serta bila perlu kelak para gepeng dan anak jalanan ini bisa diberikan modal dalam membantu meningkatkan usahanya.***

No comments

Post a Comment

Home