Aktivis terjun ke PARPOL

Era perubahan sudah berlangsung beberapa tahun tetapi belum menuaikan hasil memuaskan. Masa transisi itu belum tuntas, yang akhirnya membawa sejumlah aktivis memutuskan terjun ke panggung politik. Keinginan utama mereka adalah bagaimana diera perubahan itu rakyat makin disejahterakan. Bukan sebatas slogan. Dari jalur politik, berharap aspirasi masyarakat cepat tersampaikan dan cepat pula terealisasi. Itu salah satu alasan Edy Anwar SE untuk terlibat langsung dalam politik praktis. Padahal sejak menjadi mahasiswa, hingga kembali ke kampung halaman di awal milenium, adalah seorang independen dan mengisi waktu sebagai pekerja dan aktivis.

Dulu, waktunya banyak diluangkan untuk keluarga, usaha dan menjadi aktivis dengan membentuk sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Masyarakat Lingkungan Anak Negeri (Formalingkari) Kabupaten Karimun.

Melihat banyaknya kesulitan hidup yang kerap mendera masyarakat, menjadikannya harus bertindak lebih jauh lagi agar kesulitan itu dapat berkurang. Ketika menjadi aktivis, lebih banyak berkoar, kini saatnya harus bergabung dalam satu lingkaran yang bisa menentukan suatu kebijakan, yang membela kepentingan masyarakat secara luas.

Hingga tabuh Pemilu 2009 dimulai, ia memutuskan bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), karena dinilai memiliki visi misi kerja yang sejalan dengan aktivitas yang digelutinya. Kini ia tercatat calon legislatif (caleg) nomor urut 1 untuk DPRD Karimun dapil Meral-Tebing.

Ingin tahu lebih banyak hal yang mendorongnya terlibat dalam politik praktis? Berikut petikan wawancara dengan Edy Anwar belum lama ini.

Sejak kapan terlibat dalam politik prkatis?
Awalnya saya belum berkeinginan berpolitik meskipun banyak partai bermunculan. Masih sebatas pengamat pemilu saja. Namun setelah banyak mengamati, ada satu partai saya nilai memiliki visi-misi kerja hampir serupa dengan kegiatan lembaga yang saya pimpin saat ini. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sampai akhirnya saya dipercayakan menjadi Ketua DPC Gerindra Kecamatan Tebing.

Kenapa memilih Gerindra?
Visi misi mereka jelas. Membela kepentingan orang kecil seperti petani, nelayan dan pedagang kecil. Menggerakkan para petani yang selama ini banyak terabaikan, menjadi menjadi lebih maju. Indonesia sebagai negara agraris, semestinya harus menjaga potensi itu dangan memberdayakan petani dan mensejahterakan mereka.

Demikian juga terhadap nelayan. Kalau dilihat saat ini seperti masyarakat pinggiran padahal hasil kerja mereka banyak dinikmati secara luas. Masuknya saya di Partai Gerindra, berharap bisa mewakili segenap para petani dan nelayan ataupun orang orang kecil di Kabupaten Karimun dalam memperjuangkan hak-haknya meningkatkan perekonomian menuju hidup sejahtera.

Apa program yang digiatkan saat ini dalam mengakomodir kepentingan masyarakat kecil?
Program kerja Gerindra berbeda dengan partai lain. Seperti memberikan asuransi jiwa cuma-cuma kepada masyarakat yang bersimpati dengan Gerindra. Setelah itu yang sudah banyak serangkaian tindakan nyata. Alhamdulillah program ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Artinya, program Gerindra sejalan dengan pemikiran saya dimana nasib masyarakat perlu diperhatikan secara seksama. Bukan sebatas slogan.

Apa rencana jika terpilih kelak?
Dengan program Gerindra, mengupayakan membantu masyarakat yang kurang sejahtera. Mengakomodir aspirasi mereka supaya cepat terealisasi. Beberapa programnya sudah saya jalankan sekarang seperti mendaftarkan para nelayan di kecamatan Tebing untuk memperoleh Tanda Daftar Perikanan (TDP) secara gratis. Adanya TDP, mereka lebih mudah memperoleh beragam bantuan dari daerah atau pusat atau pihak-pihak lain yang bersimpati bagi kesejahteraan nelayan.

Aksi nyata lain, membangun pondok nelayan di Sei Ayam, pembenahan terhadap pelantar nelayan tradisional pantai Leho - Tebing yang selama ini kurang diperhatikan. Ini upaya partai bersama masyarakat dalam membangun beberapa fasilitas umum yang dibutuhkan. Meskipun ini program partai yang akan terus digalakkan, tetapi pemerintah juga harus siap mengakomodir segala keluh kesah masyarakat kecil itu.

Lama terlibat sebagai aktivis, mengapa memutuskan jadi caleg?
Sejak pulang kampung sekitar tahun 2001, saya menyibukkan diri buka usaha dan aktivis. Sebagai orang tempatan, saya berkeinginan agar daerah ini maju. Seperti membentuk LSM karena melihat beberapa sisi sosial masyarakat yang perlu sentuhan pemikiran dan pembenahan. Kehadiran kita menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang belum terakomodir untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah. Lama jadi aktivis, lantas timbul pemikiran untuk bertindak lebih jauh agar aspirasi masyarakat cepat teraealisasi. Jika ada ridho Allah SWT dan restu masyarakat, apabila duduk di legislatif maka saya akan lebih banyak lagi berbuat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat yang kurang diperhatikan.

Jadi dewan harus siap dikritih bahkan dihujat. Siapkah anda menghadapi semua itu?
Diturunkan pun saya siap jika kinerja saya nantinya mengecewakan, atau kurang memperhatikan aspirasi publik. Bahkan saya pernah berpesan kepada rekan-rekan LSM, kawan-kawan wartawan, tolong beri masukan dan kritikan membangun supaya saya bisa maksimal menjalankan amanah mansyarakat. Karena masyarakat juga yang mengantarkan seseorang menjadi wakil rakyat.

Siap teken kontrak politik?
Tujuan saya masuk DPRD bukan mencari pekerjaan. Itu pandangan salah. Kita disana untuk siap mengabdi kepada masyarakat.
Siap mengabdi artinya siap menghadapi segala tantangan yang terjadi. Kontrak politik sebagai koridor yang harus kita lalui dalam menjalankan amanah rakyat. Kalau masyarakat meminta, saya siap menekennya.

Anda berlatar belakang pengusaha. Siap melepaskan atribut pengusaha jika nantinya terpilih sebagai dewan?
Siap. Bahkan atribut yang saya sandang saat ini. Hal itu supaya saya benar-benar bisa fokus melayani masyarakat. Lagi pula, sudah ada aturan yang mengikat bagi setiap anggota dewan selaku pejabat negara. Aturan itu juga untuk menekan timbulnya bibit-bibit KKN ditubuh dewan.

Selaku aktivis, apa pandangan anda terhadap masyarakat kecil?
Prihatin. Itu yang saya rasakan. Masih ada keran kesejahteraan yang belum dibuka pemerintah bagi masyarakat kecil. Sepertyi soal bantuan misalnya. Pemda Karimun memiliki segudang program bantuan.

Salah satunya bantuan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Bantuan itu harusnya menjadi hak masyarakat tetapi cenderung ditutup-tutupi atau tidak transparan. Juga terhadap nelayan juga tak dapat perhatian, banyak program bantuan yang semestinya mereka terima dari pemerintah.

Beberapa yang berhasil saya perjuangkan, nelayan akhirnya memperoleh bantuan jaring tangkap dari Dinas Perikanan. Menjadi aktivis, saya berupaya membuka akses kemudahan bagi masyarakat kecil. Itu sebuah tindakan nyata.
Masyarakat jangan dibodohi dengan diberikan uang tetapi berdayakan mereka dengan beberapa program kerja nyata sehingga bisa mandiri dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungannya. ***

No comments

Post a Comment

Home